REVIEW DUA ARTIKEL, TGL 15 DESEMBER 2011
Sustainable Development roles of women in
Nigeria and Indonesian:
Agricultural In Development (AID) And Strategies
For Their Improvement
(Peranan Pembangunan perempuan Berkelanjutan di Nigeria dan
Indonesia:
Pembangunan pertanian dan Strategi
Untuk Penambahbaikan mereka)
Pembangunan pertanian dan Strategi
Untuk Penambahbaikan mereka)
oleh
Suprihatin
Pengantar
Dalam jurnal ini terdapat dua artikal yang harus di
review. Yang mana diambil dari : Sustainable Development in Nigeria: Roles
of Women and strategies for Their
Improvement oleh Bessie A. Ukpore
berasal dari Clarion
University of Pennsylvania, Clarion, Pennsylvania 2009. Dan Indonesian rural women: The role in agricultural
development oleh Delima Hasri Azahari, berasal dari pusat analisis social
ekonomi dan kebijakan pertanian Bogor,
2008.
Latar
Belakang
Dalam
kajian ini adalah Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan (The
Brundtland Commission) yang didefinisikan
sebagai "memenuhi kebutuhan generasi masa
kini tanpa mempengaruhi
kebutuhan generasi akan datang" (Nosike,
1996:53). Generasi muda yang mahir akan menciptakan
manusia yang berkualitas
oleh sebab itu
diharapkan generasi sekarang akan lebih
baik dibandingkan generasi sebelumnya. Definisi ini, yang diberikan
oleh Komisi Brundtland,
dalam laporan 1987
yang dipublikasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagai
"Masa Depan Bersama kami, definisi yang
paling diterima umum
(Paul, 2008). Dengan
definisi ini, konsep
pembangunan berkelanjutan telah dilahirkan.Konsep pembangunan berkelanjutan adalah bertujuan untuk memeluk
ide untuk memastikan
bahwa generasi mendatang mewarisi bumi yang
mendukung kehidupan mereka dalam apa-apa cara yang mereka tidak lakukan
yang lebih buruk
dari generasi hari
ini (Pearce; Atkinson 1998).
Jadi, konsep pembangunan
berkelanjutan dianggap sebagai peningkatan gaya
hidup dan kesejahteraan,
memelihara sumber asli dan ekosistem
untuk generasi sekarang
dan akan datang.
pembangunan berkelanjutan, ada kebutuhan untuk warga
(pria dan perempuan)
untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi,
kebijakan dan sosial
masyarakat.
Peringkat ketidakseimbangan wanita di Nigeria
dan Indonesia masyarakat
hari ini. Sebab-sebab termasuk penjajahan
masa lalu, dalam
ketergantungan, sejarah yang dikuasai oleh
pemerintahan militer, sistem patrilinial melalui
literasi pria, pada
sebagian wanita yang
dilihat dari latar
belakang (Agee, 1996; Oganwu, 1999). Ini menunjukkan bahwa
perbedaan jenis kelamin mempengaruhi peranan wanita
dalam pembangunan berkelanjutan karena kebanyakan peran
mereka dalam negeri
(Agbola, 1996; Ogbuigwe, 1996). Kesadaran global peranan
wanita dalam pembangunan
berkelanjutan telah dibuat
negara-negara, Orang,
dan kelompok orang
untuk memikirkan strategi
yang meningkatkan peranan wanita dalam
pembangunan berkelanjutan. strategi
perubahan yang perlu
untuk mengutuk hambatan
konstitusi, hukum, administrasi, budaya, perilaku,
sosial dan ekonomi
untuk partisipasi penuh perempuan dalam
pembangunan berkelanjutan dalam kehidupan publik (Pertubuhan Bangsa-Bangsa
Bersatu, 2004).
Penelitian ini menentukan peranan wanita dalam
pembangunan berkelanjutan, faktor-faktor yang mempengaruhi
peranan mereka dalam
pembangunan yang berkelanjutan
dan strategi yang
sesuai untuk meningkatkan
partisipasi penuh wanita dalam pembangunan
berkelanjutan di negara Negeria dan Indonesia. kepentingan dasar
di kalangan wanita
pedesaan dimulai pada
awal 1970-an
ketika kekecewaan luas dengan efek-efek dasar-dasar
pembangunan sektor pertanian negara-negara
kurang maju dapat
dirasakan. efek-efek
ini termasuk tidak berkembang tahap produksi makanan,
penurunan nutrisi dan penyusunan kembali
masyarakat pedesaan bahan bakar secara besar-besaran luar kota
ke kota migrasi (Kandiyoti 1985) . Untuk pembangunan yang berkelanjutan
di Indonesia maka
adanya hubungan antara
pedesaan Indonesia (kebanyakan Jawa) wanita
dan isu-isu
pembangunan tetapi menggunakan contoh-contoh
dari negara-negara
lain. Pembangunan adalah satu proses
di mana aspek
ekologi, budaya, sosial,
ekonomi, institusi dan politik dipahami
dan saling terkait.
Wanita di ladang-ladang yang memiliki
tanah dan buruh
yang cukup untuk
menghasilkan hidup sara hidup dan berpotensi lebihan, yang
bisa landholdings besar atau kecil. Selain itu wanita
di Indonesia selain
ke ladang, mereka
bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya menurut
penelitian di jawa (Cloud,
1985) termasuk semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam
rumah untuk pengunaan
energi keluarga atau
penjualan pasar seperti
pengolahan yang baik
dan memasak, membersihkan,
saat mengambil air,
perhimpunan bahan bakar, bangunan rumah perawatan
kesehatan dan pemeliharaan.
Pendekatan Research
Isu-isu gender dalam
pembangunan daerah yang agak baru penelitian penting banyak
karena potensi efek
ke atas membentuk
masyarakat negara-negara
berkembang. "Pendekatan untuk
mempelajari" peranan dan status wanita
dalam konteks pembangunan
tidak dilihat akhir
itu sendiri tetapi
sebagai satu cara
untuk mendorong perkembangan keseluruhan yang lebih
effctive, disamping itu penelitian ini
adalah untuk mendorong
partisipasi yang lebih
baik wanita dalam
pencapaian tujuan berkelanjutan pembangunan, yang mencakup peningkatan
yang mendalam kepada
kualitas hidup. Oleh
itu, penelitian ini
ditentukan peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan, faktor-faktor yang mempengaruhi peranan mereka dalam pembangunan berkelanjutan dan strategi yang sesuai untuk meningkatkan partisipasi penuh wanita dalam pembangunan berkelanjutan. Menurut Azizi yahya (2007:5) ada dua pendekatan yang digunakan dalam penyelidikan yaitu :
ditentukan peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan, faktor-faktor yang mempengaruhi peranan mereka dalam pembangunan berkelanjutan dan strategi yang sesuai untuk meningkatkan partisipasi penuh wanita dalam pembangunan berkelanjutan. Menurut Azizi yahya (2007:5) ada dua pendekatan yang digunakan dalam penyelidikan yaitu :
1. Pendekatan naturalistik adalah pendekatan penyelidikan
yang memerlukan pemahaman mendalam dan menyeluruh berkaitan objek yang
diselidiki bagi menjawab permasalahan.
2. Pendekatan Positivistik adalah proses penyelidikan yang
dilakukan daripada luar melalui pengukuran-pengukuran dengan bantuan kaedah
ataupun alat-alat yang objektif dan baku.
Methodology
Penelitian itu menggunakan data yang rendah
dan menengah di
Nigeria dan Indonesia.
Satu kuesioner telah
dikeluarkan dan dijawab
oleh wanita yang
dipilih secara acak
dari satu kota
dan dua buah
kampung (yang mencakup
kedua-dua daerah
kota dan luar
kota dan wakil
wanita dalam kawasan).
Pensampelan acak sederhana
adalah proses mencabut
sampel dimana unit-unit dipilih secara
individu dan langsung
melalui proses acak (azizi yahya,
2007 : 73). Untuk mempermudah penelitian dengan menggunakan kuesioner
yang telah diterjemahkan literates dalam bahasa mereka dan jawaban yang dicatat
oleh bantuan penelitian. Data sekunder termasuk penelitian bekerja di berbagai kantor
mendorong kesetaraan gender di Nigeria dan Indonesia.Wanita itu diminta untuk menunjukkan
peran mereka yang dianggap wanita dalam pembangunan berkelanjutan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi
peranan mereka.
Mereka juga diminta
untuk posisi strategi
mereka dianggap sesuai
untuk meningkatkan peranan wanita dalam
pembangunan berkelanjutan. Analisis,
kesimpulan dan rekomendasi
berdasarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langkah-langkah aktif untuk
melaksanakan pembangunan berkelanjutan
yang ada untuk
memperbaiki berkelanjutan pembangunan di Nigeria
dan Indonesia. Kedua
negara ini sama-sama negara yang
sedang membangun, karena banyak yang
memegang adat tradisional
dan patuh kepada
suami sebagai pegangannya.
Diskusi
1.
Negeria
Penelitian menunjukkan bahwa
taraf wanita adalah
salah satu faktor
yang memiliki efek
terhadap wanita dalam
pembangunan (Oppong
dan Abu, 1987). Secara umum, posisi
wanita tidak terlalu kelihatan
dalam bidang ekonomi ,
politik dan sosial.
Namun dalam penyediaan makanan dalam rumah tangga,
mereka adalah ratunya. Menurut Idisi (1996:263),
"dikalangan
rakyat
Urhobo Delta
misalnya, Penelitian yang berkelanjutan menunjukkan bahwa pria
memiliki semua tanah,
kurang dari 20%
dari mereka yang
terlibat dalam berbagai
aktivitas di luar kota dalam bidang ekonomi dan sosio-politik. "Lebih 90% daripada kaum wanita terlibat
di dalam makanan secara langsung dana groeconomic pengeluaran
dan perniagaan kecil-kecilan. "Kesusasteraan juga menunjukkan bahawa, politik, wanita tidak memainkan banyak peranan. Walaupun diketahui bahwa
sumbangan wanita yang
menarik kepada masyarakat, sebelum kemerdekaan, ia hanya dari 1976 pemerintah
provinsi mula melantik
wanita dalam membuat dasar-fungsi (Agee, 1996). Dalam era
demokrasi sekarang ini, terdapat jumlah yang kecil wanita pemegang jabatan
politik di peringkat provinsi dan nasional.
Peningkatan ini adalah masih terlalu jauh dari 30% yang dipromosikan oleh
Platform Tindakan dan Gender Negara Dasar
(Akosile, 2008).
Pemerintah menyediakan Program-program untuk
mencanangkan pengurangan beban kerja berat wanita dan kanak-kanak perempuan di
rumah dan di luar melalui persatuan dan lembaga pusat asuhan kanak-kanak dan TK
oleh pemerintah. Pemerintah daerah dan organisasi yang berkaitan gabungan pekerja
rumah tangga, laki-laki dan wanita terdapat 274 mengusahakan penyediaan teknologi
kesejahteraan alam sekitar yang telah dibentuk, dirumuskan dan diperbaiki dalam
berunding dengan wanita, penyediaan air bersih, pasokan bahan bakar yang efisien
dan fasilitas sanitasi
yang cukup. Oleh
itu wanita menyadari
bahwa prinsip peranan
mereka bukan hanya
melahirkan dan menternak,
saat mengambil air
dan kayu untuk
penggunaan dirumah
dan bercocok tanam.
Pelajaran akan membantu
wanita untuk melaksanakan
peranan-peranan ini
lebih baik dalam
keluarga mereka dengan membantu merencanakan keluarga, memperlambat pernikahan dan memiliki anak.
2. Indonesia
Berbeda dengan
Negeria, memperbaiki insfrastuktur dalam perkembangan wanita dengan
memperhatikan keperluannya dalam menjalankan rumah tangganya. Untuk Indonesia pembangunan
mempunyai dampak yang besar terhadap wanita Indonesia dan peranan mereka
sebagai mencari tambahan pendapatan keluarga, terutama dalam isi rumah yang
diketuai wanita, di mana mereka breadwinners
tunggal atau keluarga memiliki 0,2 hektar di mana wanita menyumbang satu
pertiga atau lebih kepada jumlah pendapatan keluarga, kebanyakan wanita Indonesia
sebagai petani terutama di pedesaan (pyle, 1985).
Wanita
indonesia berpotensi dalam bidang pertanian, untuk menyara keluarga dan membantu
suami dalam mencari makan. Untuk masa kini banyak wanita yang sudah mulai sadar
bahwa dengan penghasilan yang tak seberapa, ekonomi yang meningkat menyebabkan
banyak wanita Indonesia keluar dari desa untuk mencari penambahan penghasilan. peranan
mereka dalam konteks ini, meliputi sebagai penambahan keturunan dan pengeluaran
pertanian sama penting. wanita memegang peranan penting dan bertanggungjawab terhadap
anak-anaknya, dari segi pendidikan dapat membentuk keahlian dan pengetahuan
bagi anaknya serta mengatur ekonomi rumah tangga. Secara
keseluruhan kesadaran akan peran dari perempuan di pembangunan yang
berkelanjutan telah membuat bangsa, individu, dan kelompok berpikiran dari
strategi yang menambahkan perannya perempuan di pembangunan berkelanjutan. Pemerintah
dihimbau untuk mempertimbangkan berkembang dan dikeluarkan tahun 2000 satu
strategi perubahan diperlukan untuk menyalahkan konstitutional, sah,
administratif, budaya, perilaku, sosial dan ekonomi rintangan ke perempuan keikutsertaan
penuh di 270 pembangunan berkelanjutan dan secara terbuka (Perserikatan
bangsa-bangsa, 2004).
Dari
hasil penelitian kedua Negara yang memiliki budaya yang berbeda, namun
permasalahannya sama yaitu masalah pembangunan berkelanjutan yang mapan dalam
Negara atau keluarga sendiri. Di Negeria, wanita lebih patuh kepada suaminya
sehingga pencapaian kesejahteraan kurang didapati. Dengan kesadaran bahwa
banyak yang dirugi dan berefek kepada pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan
kecukupan makanan. Di Indonesia sudah ada kesadaran yang mana wanita harus
membantuk suaminya dengan jalan menjadi petani separuh hari, maksudnya suami
mencari uang dengan bekerja diluar belum tentu boleh mencukupi kebutuhan
keluarga maka wanita harus dapat berusaha untuk menjadi sebagian kepentingan
untuk keluarga dan Negara. Penggunaan utama dari ini pembahasan adalah untuk
menganjurkan baiknya keikutsertaan perempuan pada perampungan mereka yang pembangunan berkelanjutan, meliputi peningkatan
mutu hidup. Alhasil, pembahasan ini ditentukan peran perempuan di pembangunan
yang berkelanjutan, faktor mempengaruhi peran mereka di pembangunan
berkelanjutan dan strategi untuk meningkatkan perempuan keikutsertaan dalam pembangunan
berkelanjutan. Dengan keikutsertaan wanita dalam pembangunan tidak harus
bekerja dikota, karena dengan menjaga anak, mendidik keluarga, memasak didapur,
menjaga kesehatan, menambah penghasilan suami dari bertani itu semua sudah
dikatakan keikutsertaan wanita dalam sosial. Namun alangkah baiknya status
wanita itu dihargai oleh kaum lelaki.
Keputusan
ini menunjukkan bahwa wanita
berpendidikan sebagai salah satu cara untuk membebaskan wanita dari kemiskinan dan menjadi lebih terlibat
dalam politik, sosial dan ekonomi negara. Yang kedua wanita yang berada di
pedesaan terutama suri rumah tangga yang berkerja sampingan jadi petani,
belajar kembali dengan pembasmian buta huruf untuk orang dewasa, karena kalau
wanita yang dirumah tak pandai baca, bagaimana anak-anak dirumah? yang jelas
akan menjadi bodoh. langkah-langkah untuk menghapuskan buta huruf di
kalangan wanita dan mengembangkan
kemampuan wanita dan anak-anak perempuan diinstitusi pendidikan,
mencanangkan matlamat akses kepada pendidikan rendah dan menengah yang universal untuk
anak-anak gadis dan wanita, dan
meningkatkan peluang pendidikan dan latihan untuk wanita dan anak-anak
perempuan dalam bidang sains dan teknologi, terutamanya di peringkat sekolah menengah. Walaupun terdapat bukti bahawa pemerintah telah
mendirikan pendidikan dasar yang universal
untuk sekolah dasar dan menengah (Akosile, 2008).
Dengan adanya stategi atau
langkah-langkah yang diambil dapat dipahami bahwa wanita yang bertani tapi
petani yang bijak, wanita yang dirumah tapi boleh mendapatkan uang tambahan
untuk keluarga, suri rumah menjadi guru untuk kanak-kanaknya. Sehingga dapat
melahirkan generasi wanita yang pintar dan suatu saat akan menjadi orang nomber
satu didunia.
Kesimpulan
Disimpulkan daripada penelitiaan ini
bahwa wanita memainkan peranan yang besar dalam menyumbang kepada pembangunan seperti
anak-anak lelaki.
Berdasarkan keterangan diatas dapat kiranya menyarankan bagaimana kelanjutan masa
depan wanita masa hadapan:
·
Pemerintah
dan semua orang dewasa boleh memainkan peranan yang mampan
untuk menghapuskan halangan militating terhadap
penyertaan penuh wanita dalam pembangunan mampan dalam melaksanakan strategi.
·
Didirikan lembaga-lembaga bagi wanita dikawasan pedesaan dan perkotaan
dengan mudah boleh digunakan sebagai platform untuk mendidik wanita sepenuhnya dalam pembangunan,
terutama melalui kepenggunaan hijau.
·
Lebih banyak meningkatkan kualitas wanita dalam membaca
mata pelajaran sains dan vokasional disemua tingkatan
pendidikan untuk menyiapkan mereka
dalam menghadapi perubahan teknologi
·
Pekerjaan wanita sehari-hari dalam keluarga, dipandang
sebagai pekerjaan sosial yang harus diperhatian dari kesehatan, makanan, dan
tempat tinggal. Disini harus diperhatikan terutama untuk yang berada dipedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agbola, T.
(1990). ‘The Role of Women in Housing Development’, African Urban Quarterly,
5 ( 3 & 4),
August and November.
Agee, T. (1996).
‘Marginalization of Women in Nigeria: The extent, causes and solution; (Ed.)
Akosile, A.
(2008). Nigeria: Women seek strategies to address gender concerns, This Day
News
Nosike, A.N.
(1996). ‘Voltage against women and sustainable development: A Contemporary
perspective’,
(Ed.) Ltd., Ibadan, 53-62.
Oppong, C. and
Abu, K. (1987). Seven Roles of Women: Impact of Education and Employment on
Ghanaian Mothers, I.V.O. Geneva.
UNICEF (1994).
Gender equality & women’s empowerment. Participants Manual Gender &
Development Section & Training Staff
Development Section.
Azizi yahya,
dkk, (2007). penguasaan penyelidikan dalam pendidikan. PTS professional
publishing Sdn.Bhd. Kuala Lumpur
Kandiyoti,
deniz. (1985). Women in rural production system: problems and policies. Paris:
united Nations Education, scientific and cultural organization (UNESCO).
Cloud, Kathleen.
(1985). Role of women in household production on “ small scale enterprise and
women” gender roles in development projects, ed. C. Overhold. M.B. Anderson, K.
cloud and J.E Austin. West Hartford:kumarian Press,inc.