Sabtu, 05 Mei 2012

Pembangunan wanita di Negria dan Indonesia


REVIEW DUA ARTIKEL, TGL 15 DESEMBER 2011
Sustainable Development roles of women in Nigeria and Indonesian:

Agricultural In Development (AID) And Strategies
For Their Improvement
(Peranan Pembangunan perempuan Berkelanjutan di Nigeria dan Indonesia:
Pembangunan pertanian dan Strategi
Untuk Penambahbaikan mereka)

oleh
Suprihatin


Pengantar
            Dalam  jurnal ini terdapat dua artikal yang harus di review. Yang mana diambil dari : Sustainable Development in Nigeria: Roles of Women and  strategies for Their Improvement oleh  Bessie A. Ukpore berasal dari Clarion University of Pennsylvania, Clarion, Pennsylvania 2009. Dan  Indonesian rural women: The role in agricultural development oleh Delima Hasri Azahari, berasal dari pusat analisis social ekonomi dan kebijakan pertanian  Bogor, 2008.

Latar Belakang

Dalam  kajian  ini adalah  Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan (The Brundtland Commission) yang didefinisikan sebagai "memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mempengaruhi kebutuhan generasi akan datang" (Nosike, 1996:53). Generasi muda yang mahir akan menciptakan manusia yang berkualitas oleh sebab itu diharapkan generasi sekarang akan lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Definisi ini, yang diberikan oleh Komisi Brundtland, dalam laporan 1987 yang dipublikasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagai "Masa Depan Bersama kami, definisi yang paling diterima umum (Paul, 2008). Dengan definisi ini, konsep pembangunan berkelanjutan telah dilahirkan.Konsep pembangunan berkelanjutan adalah bertujuan untuk memeluk ide untuk memastikan bahwa generasi mendatang mewarisi bumi yang mendukung kehidupan mereka dalam apa-apa cara yang mereka tidak lakukan yang lebih buruk dari generasi hari ini (Pearce; Atkinson 1998). Jadi, konsep pembangunan berkelanjutan dianggap sebagai peningkatan gaya hidup dan kesejahteraan, memelihara sumber asli dan ekosistem untuk generasi sekarang dan akan datang. pembangunan berkelanjutan, ada kebutuhan untuk warga (pria dan perempuan) untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi, kebijakan dan sosial masyarakat.
            Peringkat ketidakseimbangan wanita di Nigeria dan Indonesia masyarakat hari ini. Sebab-sebab termasuk penjajahan masa lalu, dalam ketergantungan, sejarah yang dikuasai oleh pemerintahan militer, sistem patrilinial melalui literasi pria, pada sebagian wanita yang dilihat dari latar belakang (Agee, 1996; Oganwu, 1999). Ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin mempengaruhi peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan karena kebanyakan peran mereka dalam negeri (Agbola, 1996; Ogbuigwe, 1996). Kesadaran global peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan telah dibuat negara-negara, Orang, dan kelompok orang untuk memikirkan strategi yang meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan. strategi perubahan yang perlu untuk mengutuk hambatan konstitusi, hukum, administrasi, budaya, perilaku, sosial dan ekonomi untuk partisipasi penuh perempuan dalam pembangunan berkelanjutan dalam kehidupan publik (Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu, 2004).
Penelitian ini menentukan peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan, faktor-faktor yang mempengaruhi peranan mereka dalam pembangunan yang berkelanjutan dan strategi yang sesuai untuk meningkatkan partisipasi penuh wanita dalam pembangunan berkelanjutan di negara Negeria dan Indonesia. kepentingan dasar di kalangan wanita pedesaan dimulai pada awal 1970-an ketika kekecewaan luas dengan efek-efek dasar-dasar pembangunan sektor pertanian negara-negara kurang maju dapat dirasakan. efek-efek ini termasuk tidak berkembang tahap produksi makanan, penurunan nutrisi dan penyusunan kembali masyarakat pedesaan bahan bakar secara besar-besaran luar kota ke kota migrasi (Kandiyoti 1985) . Untuk pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia maka adanya hubungan antara pedesaan Indonesia (kebanyakan Jawa) wanita dan isu-isu pembangunan tetapi menggunakan contoh-contoh dari negara-negara lain.  Pembangunan adalah satu proses di mana aspek ekologi, budaya, sosial, ekonomi, institusi dan politik dipahami dan saling terkait. Wanita di ladang-ladang yang memiliki tanah dan buruh yang cukup untuk menghasilkan hidup sara hidup dan berpotensi lebihan, yang bisa landholdings besar atau kecil. Selain itu wanita di Indonesia selain ke ladang, mereka bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya menurut penelitian di jawa (Cloud, 1985) termasuk semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam rumah untuk pengunaan energi keluarga atau penjualan pasar seperti pengolahan yang baik dan memasak, membersihkan, saat mengambil air, perhimpunan bahan bakar, bangunan rumah perawatan kesehatan dan pemeliharaan.
Pendekatan Research
Isu-isu gender dalam pembangunan daerah yang agak baru penelitian penting banyak karena potensi efek ke atas membentuk masyarakat negara-negara berkembang. "Pendekatan untuk mempelajari" peranan dan status wanita dalam konteks pembangunan tidak dilihat akhir itu sendiri tetapi sebagai satu cara untuk mendorong perkembangan keseluruhan yang lebih effctive, disamping itu penelitian ini adalah untuk mendorong partisipasi yang lebih baik wanita dalam pencapaian tujuan berkelanjutan pembangunan, yang mencakup peningkatan yang mendalam kepada kualitas hidup. Oleh itu, penelitian ini
ditentukan peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan, faktor-faktor yang mempengaruhi peranan mereka dalam pembangunan berkelanjutan dan strategi yang sesuai untuk meningkatkan partisipasi penuh wanita dalam pembangunan berkelanjuta
n. Menurut Azizi yahya (2007:5) ada dua pendekatan yang digunakan dalam penyelidikan yaitu :
1.    Pendekatan naturalistik adalah pendekatan penyelidikan yang memerlukan pemahaman mendalam dan menyeluruh berkaitan objek yang diselidiki bagi menjawab permasalahan.
2.    Pendekatan Positivistik adalah proses penyelidikan yang dilakukan daripada luar melalui pengukuran-pengukuran dengan bantuan kaedah ataupun alat-alat yang objektif dan baku.

Methodology
Penelitian itu menggunakan data yang rendah dan menengah di Nigeria dan Indonesia. Satu kuesioner telah dikeluarkan dan dijawab oleh wanita yang dipilih secara acak dari satu kota dan dua buah kampung (yang mencakup kedua-dua daerah kota dan luar kota dan wakil wanita dalam kawasan). Pensampelan acak sederhana adalah proses mencabut sampel dimana unit-unit dipilih secara individu dan langsung melalui proses acak (azizi yahya, 2007 : 73). Untuk mempermudah penelitian dengan menggunakan kuesioner yang telah diterjemahkan literates dalam bahasa mereka dan jawaban yang dicatat oleh bantuan penelitian. Data sekunder termasuk penelitian bekerja di berbagai kantor mendorong kesetaraan gender di Nigeria dan Indonesia.Wanita itu diminta untuk menunjukkan peran mereka yang dianggap wanita dalam pembangunan berkelanjutan dan faktor-faktor yang mempengaruhi peranan mereka.
Mereka juga diminta untuk posisi strategi mereka dianggap sesuai untuk meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan berkelanjutan. Analisis, kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langkah-langkah aktif untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang ada untuk memperbaiki berkelanjutan pembangunan di Nigeria dan Indonesia. Kedua negara ini sama-sama negara yang sedang membangun, karena banyak yang memegang adat tradisional dan patuh kepada suami sebagai pegangannya.

Diskusi
1.    Negeria
Penelitian menunjukkan bahwa taraf wanita adalah salah satu faktor yang memiliki efek terhadap wanita dalam pembangunan (Oppong dan Abu, 1987). Secara umum, posisi wanita tidak terlalu kelihatan dalam bidang ekonomi , politik dan sosial. Namun dalam penyediaan makanan dalam rumah tangga, mereka adalah ratunya. Menurut Idisi (1996:263), "dikalangan rakyat Urhobo Delta misalnya, Penelitian yang berkelanjutan menunjukkan bahwa pria memiliki semua tanah, kurang dari 20% dari mereka yang terlibat dalam berbagai aktivitas di luar kota dalam bidang ekonomi dan sosio-politik. "Lebih 90% daripada kaum wanita terlibat di dalam makanan secara langsung dana groeconomic pengeluaran dan perniagaan kecil-kecilan. "Kesusasteraan juga menunjukkan bahawa, politik, wanita tidak memainkan banyak peranan. Walaupun diketahui bahwa sumbangan wanita yang menarik kepada masyarakat, sebelum kemerdekaan, ia hanya dari 1976 pemerintah provinsi mula melantik wanita dalam membuat dasar-fungsi (Agee, 1996). Dalam era demokrasi sekarang ini, terdapat jumlah yang kecil wanita pemegang jabatan politik di peringkat provinsi dan nasional. Peningkatan ini adalah masih terlalu jauh dari 30% yang dipromosikan oleh Platform Tindakan dan Gender Negara Dasar (Akosile, 2008).
Pemerintah menyediakan Program-program untuk mencanangkan pengurangan beban kerja berat wanita dan kanak-kanak perempuan di rumah dan di luar melalui persatuan dan lembaga pusat asuhan kanak-kanak dan TK oleh pemerintah. Pemerintah daerah dan organisasi yang berkaitan gabungan pekerja rumah tangga, laki-laki dan wanita terdapat 274 mengusahakan penyediaan teknologi kesejahteraan alam sekitar yang telah dibentuk, dirumuskan dan diperbaiki dalam berunding dengan wanita, penyediaan air bersih, pasokan bahan bakar yang efisien dan fasilitas sanitasi yang cukup. Oleh itu wanita menyadari bahwa prinsip peranan mereka bukan hanya melahirkan dan menternak, saat mengambil air dan kayu untuk penggunaan dirumah dan bercocok tanam. Pelajaran akan membantu wanita untuk melaksanakan peranan-peranan ini lebih baik dalam keluarga mereka dengan membantu merencanakan keluarga, memperlambat pernikahan dan memiliki anak.

2.      Indonesia
Berbeda dengan Negeria, memperbaiki insfrastuktur dalam perkembangan wanita dengan memperhatikan keperluannya dalam menjalankan rumah tangganya. Untuk Indonesia pembangunan mempunyai dampak yang besar terhadap wanita Indonesia dan peranan mereka sebagai mencari tambahan pendapatan keluarga, terutama dalam isi rumah yang diketuai wanita, di mana mereka breadwinners tunggal atau keluarga memiliki 0,2 hektar di mana wanita menyumbang satu pertiga atau lebih kepada jumlah pendapatan keluarga, kebanyakan wanita Indonesia sebagai petani terutama di pedesaan (pyle, 1985).
Wanita indonesia berpotensi dalam bidang pertanian, untuk menyara keluarga dan membantu suami dalam mencari makan. Untuk masa kini banyak wanita yang sudah mulai sadar bahwa dengan penghasilan yang tak seberapa, ekonomi yang meningkat menyebabkan banyak wanita Indonesia keluar dari desa untuk mencari penambahan penghasilan. peranan mereka dalam konteks ini, meliputi sebagai penambahan keturunan dan pengeluaran pertanian sama penting. wanita memegang peranan penting dan bertanggungjawab terhadap anak-anaknya, dari segi pendidikan dapat membentuk keahlian dan pengetahuan bagi anaknya serta mengatur ekonomi rumah tangga. Secara keseluruhan kesadaran akan peran dari perempuan di pembangunan yang berkelanjutan telah membuat bangsa, individu, dan kelompok berpikiran dari strategi yang menambahkan perannya perempuan di pembangunan berkelanjutan. Pemerintah dihimbau untuk mempertimbangkan berkembang dan dikeluarkan tahun 2000 satu strategi perubahan diperlukan untuk menyalahkan konstitutional, sah, administratif, budaya, perilaku, sosial dan ekonomi rintangan ke perempuan keikutsertaan penuh di 270 pembangunan berkelanjutan dan secara terbuka (Perserikatan bangsa-bangsa, 2004).
            Dari hasil penelitian kedua Negara yang memiliki budaya yang berbeda, namun permasalahannya sama yaitu masalah pembangunan berkelanjutan yang mapan dalam Negara atau keluarga sendiri. Di Negeria, wanita lebih patuh kepada suaminya sehingga pencapaian kesejahteraan kurang didapati. Dengan kesadaran bahwa banyak yang dirugi dan berefek kepada pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan kecukupan makanan. Di Indonesia sudah ada kesadaran yang mana wanita harus membantuk suaminya dengan jalan menjadi petani separuh hari, maksudnya suami mencari uang dengan bekerja diluar belum tentu boleh mencukupi kebutuhan keluarga maka wanita harus dapat berusaha untuk menjadi sebagian kepentingan untuk keluarga dan Negara. Penggunaan utama dari ini pembahasan adalah untuk menganjurkan baiknya keikutsertaan perempuan pada perampungan mereka  yang pembangunan berkelanjutan, meliputi peningkatan mutu hidup. Alhasil, pembahasan ini ditentukan peran perempuan di pembangunan yang berkelanjutan, faktor mempengaruhi peran mereka di pembangunan berkelanjutan dan strategi untuk meningkatkan perempuan keikutsertaan dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan keikutsertaan wanita dalam pembangunan tidak harus bekerja dikota, karena dengan menjaga anak, mendidik keluarga, memasak didapur, menjaga kesehatan, menambah penghasilan suami dari bertani itu semua sudah dikatakan keikutsertaan wanita dalam sosial. Namun alangkah baiknya status wanita itu dihargai oleh kaum lelaki.
Keputusan ini menunjukkan bahwa wanita berpendidikan sebagai salah satu cara untuk membebaskan wanita dari kemiskinan dan menjadi lebih terlibat dalam politik, sosial dan ekonomi negara. Yang kedua wanita yang berada di pedesaan terutama suri rumah tangga yang berkerja sampingan jadi petani, belajar kembali dengan pembasmian buta huruf untuk orang dewasa, karena kalau wanita yang dirumah tak pandai baca, bagaimana anak-anak dirumah? yang jelas akan menjadi bodoh. langkah-langkah untuk menghapuskan buta huruf di kalangan wanita dan mengembangkan kemampuan wanita dan anak-anak perempuan diinstitusi pendidikan, mencanangkan matlamat akses kepada pendidikan rendah dan menengah yang universal untuk anak-anak gadis  dan wanita, dan meningkatkan peluang pendidikan dan latihan untuk wanita dan anak-anak perempuan dalam bidang sains dan teknologi, terutamanya di peringkat  sekolah menengah. Walaupun terdapat bukti bahawa pemerintah telah mendirikan pendidikan dasar yang universal untuk sekolah dasar dan menengah (Akosile, 2008).
            Dengan adanya stategi atau langkah-langkah yang diambil dapat dipahami bahwa wanita yang bertani tapi petani yang bijak, wanita yang dirumah tapi boleh mendapatkan uang tambahan untuk keluarga, suri rumah menjadi guru untuk kanak-kanaknya. Sehingga dapat melahirkan generasi wanita yang pintar dan suatu saat akan menjadi orang nomber satu didunia.

Kesimpulan
Disimpulkan daripada penelitiaan ini bahwa wanita memainkan peranan yang besar dalam menyumbang kepada pembangunan seperti anak-anak lelaki.
Berdasarkan keterangan diatas dapat kiranya menyarankan bagaimana kelanjutan masa depan wanita masa hadapan:
·         Pemerintah dan semua orang dewasa boleh memainkan peranan yang mampan untuk menghapuskan halangan militating terhadap penyertaan penuh wanita dalam pembangunan mampan dalam melaksanakan strategi.
·         Didirikan lembaga-lembaga bagi wanita dikawasan pedesaan dan perkotaan dengan mudah boleh digunakan sebagai platform untuk mendidik wanita sepenuhnya dalam pembangunan, terutama melalui kepenggunaan hijau.
·         Lebih banyak meningkatkan kualitas wanita dalam membaca mata pelajaran sains dan vokasional disemua tingkatan pendidikan untuk menyiapkan mereka dalam menghadapi perubahan teknologi
·         Pekerjaan wanita sehari-hari dalam keluarga, dipandang sebagai pekerjaan sosial yang harus diperhatian dari kesehatan, makanan, dan tempat tinggal. Disini harus diperhatikan terutama untuk yang berada dipedesaan.


DAFTAR PUSTAKA

Agbola, T. (1990). ‘The Role of Women in Housing Development’, African Urban Quarterly,
5 ( 3 & 4), August and November.

Agee, T. (1996). ‘Marginalization of Women in Nigeria: The extent, causes and solution; (Ed.)

Akosile, A. (2008). Nigeria: Women seek strategies to address gender concerns, This Day News

Nosike, A.N. (1996). ‘Voltage against women and sustainable development: A Contemporary
perspective’, (Ed.) Ltd., Ibadan, 53-62.

Oppong, C. and Abu, K. (1987). Seven Roles of Women: Impact of Education and Employment on Ghanaian Mothers, I.V.O. Geneva.

UNICEF (1994). Gender equality & women’s empowerment. Participants Manual Gender &
Development Section & Training Staff Development Section.

Azizi yahya, dkk, (2007). penguasaan penyelidikan dalam pendidikan. PTS professional publishing Sdn.Bhd. Kuala Lumpur

Kandiyoti, deniz. (1985). Women in rural production system: problems and policies. Paris: united Nations Education, scientific and cultural organization (UNESCO).

Cloud, Kathleen. (1985). Role of women in household production on “ small scale enterprise and women” gender roles in development projects, ed. C. Overhold. M.B. Anderson, K. cloud and J.E Austin. West Hartford:kumarian Press,inc.