RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : Sma Negeri 2 Karimun
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : X / Ganjil
Topik : Cara Berfikir
Sejarah (Kronologis, Sinkronik dan Diakronik)
Pertemuan ke-
: 1 – 5
Alokasi Waktu : 10 x 45 Menit (5 kali
pertemuan)
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik dapat memahami konsep berfikir Kronologis,diakronik,Sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah serta menggunakannya dalam
menyelesaikan masalah dengan
cermat, teliti, dan penuh rasa tanggung jawab
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.1 Memahami konsep
berfikir Kronologis,diakronik,Sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
4.1
Menyajikan hasil penerapan konsep berfikir kronologis, diakronik,
sinkronik, ruang dan waktu dalam peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan atau
bentuk lain
C. INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.1.1 Menjelaskan pengertian kronologis dalam
sejarah
3.1.2 Menjelaskan pengertian diakronik dalam sejarah
3.1.3 Menjelaskan
pengertian sinkronik dalam sejarah
3.1.4 Menjelaskan
pengertian ruang dan waktu dalam sejarah
3.1.5 Membandingkan perbedaan pengertian antara kronologi, diakronik,
sinkronik, ruang dan waktu dalam peristiwa sejarah.
3.1.6 Memberikan contoh kronologis, diakronik, sinkronik ruang dan waktu
dalam peristiwa sejarah
4.1.1 Membuat
rancangan tentang penerapan konsep berfikir kronologis, diakronik, sinkronik,
ruang dan waktu dalam peristiwa sejarah
4.1.2 Membuat
tulisan tentang penerapan konsep berfikir kronologis, diakronik, sinkronik
ruang dan waktu dalam salah satu peristiwa sejarah.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Cara berpikir Sejarah
1. Cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah
2. Cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah
3. Cara berpikir sikronik dalam mempelajari sejarah
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientifik learning
Model :
PBL
Metode : Diskusi kelompok, Penugasan
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Leptop, infocus
G. SUMBER BELAJAR
- Kementrian Pendididikan dan kebudayaan Republik Indonesia, 2013.
Sejarah Indonesia X semester 1
-
Hapsari Ratna, 2010, Sejarah Indonesia X. Erlangga: Jakarta
H. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
PERTEMUAN 1
1. Mengucapkan salam
2.
Berdoa sebelum membuka pelajaran
3. Memeriksa kebersihan kelas
4. Memeriksa kehadiran
siswa
5. Mengajukan pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
(“sebutkan yang kamu ketahui contoh peristiwa sejarah”)
6. Menjelaskan indikator
pembelajaran atau kompetensi dasar yang dicapai.
7. Menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
8. Membagi kelas Dalam 6 kelompok, yang mana
setiap kelompok terdiri dari 6:
·
Kelompok 1 : membahas tentang kronologis
dalam sejarah
·
Kelompok 2 : membahas tentang diakronik dalam
sejarah
·
Kelompok 3 :
membahas tentang sinkronik dalam sejarah
·
Kelompok 4 : membahas tentang pengertian
ruang dan waktu dalam sejarah
·
Kelompok 5 : membahas tentang perbedaan
pengertian antara kronologi, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu dalam
peristiwa sejarah.
·
Kelompok 6 : contoh kronologis, diakronik,
sinkronik ruang dan waktu dalam peristiwa sejarah
|
15 Menit
|
Kegiatan Inti
|
1.
Guru
memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan teknik berdiskusi.
2.
Peserta didik
membaca buku paket Sejarah Nasional
kelas X sesuai dengan materi yang diberikan.
3.
Peserta didik
dipersilakan mencari kelompok diskusinya.
4.
Setiap
kelompok mengeksplorasi data/informasi sesuai dengan tugas masing-masing melalui
eksplorasi dari berbagai sumber belajar seperti buku Teks, Internet, dan
sumber lainnya.
5.
Setiap
Kelompok mengolah informasi yang sudah dikumpulkan terkait dengan tugas
masing-masing.
6.
Masing–masing
kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi dan saling
menanggapi
|
65 Menit
|
Penutup
|
1.
Guru
memberikan konfirmasi atau penguat materi yang di bahas
2.
Guru dan Peserta
didik menyimpulkan materi yang telah dibahas.
3.
Peserta didik
diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran
minggu ini untuk minggu selanjutnya dengan
mengacu pada pertanyaan uji kompetensi pokok bahasan selanjutnya.
4.
Diberikan
tugas dikumpulkan minggu berikutnya
5.
Bersama –sama mengucapkan syukur atas pembelajaran dan
menutup dengan salam
|
10 Menit
|
PERTEMUAN 2.
Kegiatan Inti
|
1.
Guru
memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan teknik berdiskusi.
2.
Peserta didik
membaca buku paket sejarah nasional
kelas X sesuai dengan materi yang diberikan.
3.
Peserta didik
dipersilakan memcari kelompok diskusinya.
4.
Setiap
kelompok mengeksplorasi data/informasi sesuai dengan tugas masing-masing
melalui eksplorasi dari berbagai sumber belajar seperti buku Teks, Internet,
dan sumber lainnya.
5.
Setiap
Kelompok mengolah informasi yang sudah dikumpulkan terkait dengan tugas
masing-masing.
6.
Masing–masing
kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi dan saling
menanggapi
|
65
Menit
|
Penutup
|
1.
Guru
memberikan konfirmasi atau penguat materi yang di bahas
2.
Guru dan
peserta didik menyimpulkan materi yang telah dibahas.
3.
Peserta didik
diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran minggu ini untuk minggu selanjutnya dengan ,mengacu pada
pertanyaan uji kompetensi pokok bahasan selanjutnya.
4.
Diberikan
tugas dikumpulkan minggu berikutnya
5.
Bersama –sama mengucapkan syukur atas pembelajaran dan
menutup dengan salam
|
10 Menit
|
PERTEMUAN 3
Inti
|
1.
Guru
memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan teknik berdiskusi.
2.
Peserta didik
membaca buku paket sejarah nasional kelas
X sesuai dengan materi yang diberikan.
3.
Peserta didik
dipersilakan memcari kelompok diskusinya.
4.
Setiap
kelompok mengeksplorasi data/informasi sesuai dengan tugas masing-masing
melalui eksplorasi dari berbagai sumber belajar seperti buku Teks, Internet,
dan sumber lainnya.
5.
Setiap
Kelompok mengolah informasi yang sudah dikumpulkan terkait dengan tugas
masing-masing.
6.
Masing–masing
kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi dan saling
menanggapi
|
65
Menit
|
Penutup
|
1.
Guru
memberikan konfirmasi atau penguat materi yang di bahas
2.
Guru dan
peserta didik menyimpulkan materi yang telah dibahas.
3.
Peserta didik
diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran minggu ini untuk minggu selanjutnya dengan ,mengacu pada
pertanyaan uji kompetensi pokok bahasan selanjutnya.
4.
Diberikan
tugas dikumpulkan minggu berikutnya
5.
Bersama –sama mengucapkan syukur atas pembelajaran dan
menutup dengan salam
|
10 Menit
|
PERTEMUAN 4
Inti
|
1.
Guru
memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan teknik berdiskusi.
2.
Peserta didik
membaca buku paket sejarah nasional
kelas X sesuai dengan materi yang diberikan.
3.
Peserta didik
dipersilakan memcari kelompok diskusinya.
4.
Setiap
kelompok mengeksplorasi data/informasi sesuai dengan tugas masing-masing
melalui eksplorasi dari berbagai sumber belajar seperti buku Teks, Internet,
dan sumber lainnya.
5.
Setiap
Kelompok mengolah informasi yang sudah dikumpulkan terkait dengan tugas
masing-masing.
6.
Masing–masing
kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi dan saling
menanggapi
|
65
Menit
|
Penutup
|
1.
Guru
memberikan konfirmasi atau penguat materi yang di bahas
2.
Guru dan
peserta didik menyimpulkan materi yang telah dibahas.
3.
Peserta didik
diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran minggu ini untuk minggu selanjutnya dengan ,mengacu pada
pertanyaan uji kompetensi pokok bahasan selanjutnya.
4.
Diberikan
tugas dikumpulkan minggu berikutnya
5.
Bersama –sama mengucapkan syukur atas pembelajaran dan
menutup dengan salam
|
10 Menit
|
PERTEMUAN KE 5
Inti
|
1.
Guru
memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan teknik berdiskusi.
2.
Peserta didik
membaca buku paket sejarah nasional
kelas X sesuai dengan materi yang diberikan.
3.
Peserta didik
dipersilakan memcari kelompok diskusinya.
4.
Setiap
kelompok mengeksplorasi data/informasi sesuai dengan tugas masing-masing
melalui eksplorasi dari berbagai sumber belajar seperti buku Teks, Internet,
dan sumber lainnya.
5.
Setiap
Kelompok mengolah informasi yang sudah dikumpulkan terkait dengan tugas
masing-masing.
6.
Masing–masing
kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi dan saling
menanggapi
|
65
Menit
|
Penutup
|
1.
Guru
memberikan konfirmasi atau penguat materi yang di bahas
2.
Guru dan
peserta didik menyimpulkan materi yang telah dibahas.
3.
Peserta didik
diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran minggu ini untuk minggu selanjutnya dengan ,mengacu pada
pertanyaan uji kompetensi pokok bahasan selanjutnya.
4.
Diberikan
tugas dikumpulkan minggu berikutnya
5.
Bersama –sama mengucapkan syukur atas pembelajaran dan
menutup dengan salam
|
10 Menit
|
I. TEKNIK PENILAIAN
1. Teknik
Penilaian
- Tes tertulis
- Non tes
2. Instrumen Penilaian
- Penilaian pengetahuan dengan
observasi konten materi diskusi dan tes tertulis
- Penilaian ketrampilan dengan
presentasi/unjuk kerja
Mengetahui, Karimun, Agustus 2016
Kepala Sekolah Guru Mata
Pelajaran.
Drs. RUSTAM SUPRIHATIN,S.Pd,M.Ed
NIP. 195907041988021003 NIP.197706122005022006
LAMPIRAN 1
PERTEMUAN I DAN
2
MATERI
PEMBELAJARAN
CARA BERPIKIR SEJARAH
(Berpikir Diakronis dan Sinkronis dalam Sejarah)
Konsep Dasar Berpikir Sejarah
Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir
Diakronis/kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan
berkesinambungan. Tanpa berpikir secara runtut dan berkesinambungan dalam
mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan dihadapkan pada pemecahan
masalah atau pemberian solusi yang tidak tepat.
Cara
berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam
mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada
waktu tertentu. Konsep berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu
social lainnya, terutama jika ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang
sesuatu hal yang tengah menjadi focus perhatian kita.
Selain melatih kita untuk dapat berpikir kronologi dan
sinkronik, sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir holistic.
Holistic mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau
mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan
mempertimbangkan berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa
perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistic kita akan memulai
mempelajari sebab-sebab, tokoh yang terlibat, dimana kejadiannya, kapan
terjadinya, factor pemicu, usah-usaha yang telah dilakuakn untuk mencegah
terjadunya perang, korban, dan akibat dari perang tersebut.
Konsep Dasar Berpikir Sejarah
Sejarah
berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon.
Pengertian sejarah secara umum diartikan kisah atau cerita yang mengupas
kehidupan manusia dimasa lampau. Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah
tidak terlepas dari cara berpikir Diakronis dan Sinkronis, yang masing-masing
saling melengkapai.
Berpikir Sejarah Secara Diakronis
Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, diakronis dapat
diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa
sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba.
a) Contoh
berpikir sejarah secara diakronis
Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula
peristiwa-peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya
Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang,
peristiwa Rengasdengklok, penyususnan teks proklamasi, dan lain sebagainya.
b) Ciri-ciri
berpikir sejarah secara diakronis
- Mengkaji dengan berlalunya masa
- Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya
- Bersifat historis atau komparatif
- Bersifat vertikal
- Terdapat konsep perbandingan
- Cakupan kajian lebih luas
Berpikir Sejarah Secara Sinkronik
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti
dengan, dan khronos yang
berarti waktu, masa.
pengertian
berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji)
struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau
dibatasi oleh waktu.
a) Contoh
berpikir sejarah secara sinkronis
Menggambarkan keadaan
ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti: Keadaan
ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950
b) Ciri-ciri
berpikir sejarah secara sinkronis
- Mengkaji pada masa tertentu
- Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya(karakternya)
- Bersifat horizontal
- Tidak ada konsep perbandingan
- Cakupan kajian lebih sempit
- Memiliki sistematis yang tinggi
- Bersifat lebih serius dan sulit
Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan Sinkronik
Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu
sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan
dalam ruang yang terbatas. Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas
atau berkelanjutan
Sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis
(menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang.
Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik
tetap pada waktunya
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu
sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan
antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada
kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial
menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis.
Contoh: Candi
Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada masa
Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya
menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun
tapi juga bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial
dan budaya (Aspek Sinkronis) pada masa pembangunan Candi tersebut.
Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760 sampai 830 M
dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada masa
pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari
Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat
yang kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun
masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan toleransi
(Aspek sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik) dan
religius (aspek Agama).
Kronologi Sejarah
Kronologi sejarah berkaitan dengan periodesasi
sejarah. Kronologi sejarah diperlukan karena dalam peristiwa-peristiwa sejarah
terdiri berbagai jenis dan bentuk yang berbeda. Setiap peristiwa perlu
diklasifikasi berdasarkan jenis dan bentuk peristiwanya. Peristiwa-peristiwa
yang telah diklasifikasikan itu lalu disusun secara runut berdasarkan waktu
kejadian berlangsung. Secara runut di sini berarti masing-masing peristiwa
tersebut disusun dari masa yang paling awal hingga masa yang paling akhir.
Tanpa konsep kronologi ini, penyusunan peristiwa sejarah akan mengalami
kerancuan dan dikhawatirkan bahwa peristiwa yang terjadi pada suatu masa akan
masuk ke dalam masa atau zaman yang lain.
Kronologi berarti sesuai dengan urutan waktu.
Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai dengan urutan waktu sehingga
peristiwa-peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompat-lompat urutan
waktunya, atau bahkan berbalik urutan waktunya (anakronis). Oleh karena
itulah, dalam mempelajari sejarah agar kita mendapatkan pemahaman yang baik
harus memperhatikan urutan-urutan kejadiannya atau kronologinya. Pemahaman
sejarah yang bersifat anakronis akan menimbulkan kerancuan bahkan akan membuat
pemahaman yang keliru tentang sejarah. Peristiwa-peristiwa sejarah yang
diceritakan dan disusun berdasarkan urutan kejadian tanpa memberi penjelasan
tentang hubungan sebab akibat antara peristiwa tersebut disebut kronik.
PERIODESASI SEJARAH
Periodesasi sejarah
berarti pembabakan dalam sejarah berdasarkan kurun waktu. Sejarah telah berlangsung dengan rentang waktu yang sangat panjang dan
rumit. Kita akan kesukaran bila mengumpulkan semua peristiwa sejarah dalam satu
kurun waktu saja. Agar terlihat rapi dan runut, bentangan waktu yang panjang
tersebut kita bagi lagi menjadi beberapa bagian yang masing-masing mewakili
suatu rentangan masa. Penyusunan rangkaian peristiwa sejarah secara runut
mempermudah orang-orang memverifikasi dan menginterpretasi sejarah
bersangkutan.
Periodesasi sejarah
dilakukan biasanya dengan cara membagi dan memilah-milah kejadian-kejadian
sejarah dalam sebuah batasan waktu tertentu. Pada hakikatnya
peristiwa-peristiwa sejarah saling berkesinambungan satu dengan yang lainnya
dan tidak terputus dalam satu suatu periodisasi. Penyusunan periodisasi dalam
penulisan sejarah bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari sejarah. Dalam
menyusun periode-periode sejarah tersebut harus disusun secara kronologis.
Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut harus dikelompokkan dan disusun
berdasarkan urutan waktu kejadiannya.
Periodesasi
sejarah dilakukan oleh setiap masyarakat, bangsa, dan negara di dunia. Namun,
setiap bangsa dimiliki periodesasi yang berbeda, berdasarkan cara bangsa
tersebut memandang rentang-waktu yang ada dalam sejarah mereka. Periodesasi
sejarah Indonesia tentu tak sama dengan periodesasi sejarah Malaysia, misalnya,
meski dua negera tersebut berdekatan dan pernah diduduki Portugis dan Inggris.
Begitu pula periodesasi sejarah India akan berbeda dengan periodesasi Mesir.
Fungsi Dan Kegunaan Sejarah
Sejarah sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan tidak pernah lepas dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kaitannya dengan belajar sejarah, kita dapat mengambil
manfaat sejarah karena beberapa alasan di antaranya:
- Dapat mengakui keberadaan setiap manusia di masa lampau dan akan terus hidup abadi hingga saat ini dan saat mendatang.
- Dapat mempersiapkan diri untuk menyampaikan kejadian masa lalu dan masa sekarang kepada generasi berikutnya sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman.
- Dapat meyakinkan orang berdasarkan alasan peristiwa di masa lampau.
- Dapat memperbaiki hidup sendiri dengan merujuk kepada peristiwa di masa lalu untuk diambil pelajaran dan hikmah sehingga bisa bermanfaat untuk di masa depan.
Selanjutnya dapat diuraikan
manfaat-manfaat mempelajari sejarah sebagai berikut:
- Edukatif, pelajaran sejarah memberikan kebijaksanaan dan kearifan. Ucapan “Belajarlah dari Sejarah“ atau “Sejarah mengajarkan kepada kita” atau “Perhatikanlah pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh sejarah”. Dengan ucapan-ucapan itu dinyatakan bahwa fungsi dan kegunaan sejarah ialah memberikan pelajaran. Akan tetapi, apa sesungguhnya arti ucapan-ucapan seperti itu? Bagaimana kita dapat belajar dari sejarah? Atau bagaimana sejarah dapat memberi pelajaran kepada kita? Jika kita kaji secara mendalam, kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa kita hanya dapat belajar dari sejarah jika peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu itu akan terjadi lagi pada masa sekarang. Hal-hal yang baik akan kita sambut dan kita usahakan betul supaya terjadi lagi dan hal-hal yang tidak baik kita coba menghilangkan atau menghindarinya.
- Inspiratif, Sejarah memberikan ilham atau inspirasi kepada kita, tindakan-tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa gemilang pada masa lalu dapat mengilhami kita semua pada taraf perjuangan yang sekarang. Peristiwa-peristiwa besar mengilhami kita agar mencetuskan peristiwa yang besar pula. Di Indonesia sejarah yang berfungsi inspiratif seringkali dijalin di sekitar perjuangan para pahlawan pembela kemerdekaan selama masa imperialisme dan kolonialisme Barat.
- Instruktif, kegunaan dalam rangka pengajaran dalam salah satu kejuruan atau keterampilan seperti navigasi, teknologi, persenjataan, jurnalistik, taktik militer dan sebagainya. Fungsi dan kegunaan sejarah ini disebut sebagai kegunaan yang bersifat instruktif karena mempunyai peran membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau keterampilan (instruksi).
- Rekreatif, sejarah juga memberikan kesenangan estetis, karena bentuk dan susunannya yang serasi dan indah. Kita dapat terpesona oleh kisah sejarah yang baik sebagaimana kita dapat terpesona oleh sebuah roman yang bagus. Dengan sendirinya kegunaan yang bersifat rekreatif ini baru dapat dirasakan jika sejarawan berhasil mengangkat aspek seni dari cerita sejarah yang disajikan.
- Memberikan Kesadaran Waktu, Kesadaran waktu yang dimaksud adalah kehidupan dengan segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya terus berjalan melewati waktu. Kesadaran itu dikenal juga sebagai kesadaran akan adanya gerak sejarah. Kesadaran tersebut memandang peristiwa-peristiwa sejarah sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan.
- Memperkokoh Rasa Kebangsaan (Nasionalisme), Suatu bangsa adalah suatu kelompok sosial yang ditinjau dari berbagai segi memiliki banyak perbedaan. Terbentuknya suatu bangsa disebabkan adanya kesamaan sejarah besar di masa lampau dan adanya kesamaan keinginan untuk membuat sejarah besar bersama di masa yang akan datang. Sebagai contoh Bangsa Indonesia sejak zaman prasejarah telah memiliki kesamaan sejarah. Kemudian memiliki zaman keemasan pada zaman Sriwijaya, Mataram Hindu-Buddha, dan Majapahit. Setelah itu bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan selama ratusan tahun. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tersebut menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan rasa solidaritas dan mempertebal semangat kebangsaan.
1.
Apakah
yang dimaksud dengan kronologi dan periodesasi dalam sejarah
2.
Carilah
contoh kronologi dan periodesasi dalam sejarah
3.
Jelaskan
perbedaan kronologi dan periodesasi sejarah
4.
Sebut
dan jelaskan manfaat sejarah dalam kehidupan
5.
Bagaimana
pengaruh pelajaran sejarah dalam kehidupan?