PENGALAMAN PEMBELAJARAN
SEJARAH
A. PENGALAMAN MENJADI GURU
SUPRIHATIN adalah sebuah nama yang indah
diberikan orang tua saya. Dari nama ditanamkan oleh orang tua saya dengan
harapan menjadi anak yang sederhana tetapi tidak sombong. Saya dilahirkan dan
dibesarkan di Kabupaten Karimun. Dari Sekolah Dasar (SD) tahun 1984 hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 1996 saya mencari ilmu di Kabupaten ini.
Untuk ketingkat yang lebih tinggi yaitu tahun 1996 setelah lulus SMA, saya
melanjutkan ke Universitas dengan jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi
Negeri), Alhamdulillah lulus di Universitas Riau (UR) fakultas ilmu
kependidikan dengan jurusan Sejarah.
Berkat doa orang tua dan kerja keras, saya
dapat meyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu tahun 2001. Nah,
setelah tamat dari UR saya ditawarkan mengajar di Pekanbaru SMPN 12 Laboh Baru
tapi itu hanya berjalan dua minggu dikarenakan orang tua menyuruh pulang dan
diminta untuk mengabdi di kampong sendiri.
Mengawali ilmu yang akan diterapkan, saya
benar-benar menjadi seorang guru pada bulan September 2001 di SMAN 2 Karimun,
dengan mata pelajaran yang diampu adalah ANTROPOLOGI SOSIOLOGI. Namun tahun
kedua saya diberi mengajar mata pelajaran Antropologi Sosiologi, Ekonomi dan
Pendidikan Agama Islam. Alhamdulillah dengan senang hati saya mengajar walaupun
tidak sesuai dengan jurusan di saat kuliah.
Tahun 2005, Syukur teramat kepada Allah SWT
karena saya lulus mengikuti seleksi penerimaan CPNS, namun lokasi kerja
ditempatkan diluar tanjung balai Karimun yaitu di SMPN 1 Pulau Buru. Di sini
saya diamanahkan mengajar IPS terpadu (Ekonomi, Geografi dan sejarah) dan tugas
tambahan menjadi Waka kurikulum. Selama tiga (3) tahun mengabdi dengan tiap
hari naik kapal hujan dan badai tetap saya lalui dengan senang hati.
Dalam perjuangan menjadi guru didaerah pulau, suami meminta
kepada kepala sekolah untuk mendapatkan rekomendasi agar dapat pindah ke
Tanjung Balai. Akhirnya tahun 2008, saya mendapat SK pindah ke SMAN 3 Karimun. Tahun pertama mata pelajaran yang diampu
adalah Sejarah namun satu semester saja dikarenakan masuk guru baru yang sudah
senior. Untuk semester berikutnya saya mengajar sosiologi dan PKn.
Namun bagi anak yang sholehah, diberikan rezki
tanpa diduga, tahun 2011 saya dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di
negeri seberang. Disaat itu Propinsi KEPRI mengadakan program bagi guru-guru
yang ingin melanjutkan S2 di UTM (Universiti Tekhnologi Malaysia) di Johor
Baharu. Yang tidak saya sangka dan duga dengan 12 orang mengikuti tes hanya dua
orang diterima yaitu saya dari Karimun dan satu lagi dari Anambas. Dengan
amanah yang diberikan Propinsi kepada kami dua tahun setengah selesai
pendidikan dengan gelar Master Of Education (M.Ed).
Setelah selesai pendidikan, BKN (Badan Kepegawaian)
memberikan surat mutasi ke SMK Negeri 1 Karimun. Dengan membawa surat
pengembalian tugas saya mengajar dengan senang hati namun kondisinya sudah
berbeda dengan mengajar anak SMA. Peserta didik di SMK lebih senang belajar
menggunakan Psikomotorik daripada Kognitif, oleh sebab itu saya hanya dapat
membagi ilmu disini hanya satu semester dan kemudian pindah ke SMA Negeri 2
Karimun.
Bulan Juli 2014, saya dapat rekom untuk
kembali pindah ke SMA Negeri 2 Karimun. Nah, di sini saya betul-betul merasakan
menjadi guru sejarah dengan jumlah jam mengajar 24 jam, Alhamdulillah hingga
saat ini saya terus bertahan di sekolah ini.
B. PENGALAMAN MENGAJAR
Seorang pengajar merupakan pekerjaan
yang mulia, meskipun
saya menyadari bahwa tugas menjadi pengajar memang bukan tugas yang mudah sebab
tanggung jawab sebagai pengajar cukuplah besar yang nantinya harus
dipertanggung jawabkan kepada semua pihak. Pengajar ataupun pendidik merupakan
sebuah profesi bukan sembarangan butuh kompetensi dan kemampuan yang memadai
untuk dapat melakoni profesi tersebut. Beban moril dari profesi inipun tidak
mudah, kita dituntut untuk dapat membentuk moral peserta didik dari berbagai
aspek, baik aspek kognitif, psikomotorik maupun aspek afektif.
Pengalaman mengajar saya pertama
kali adalah di SMA Negeri 2 Karimun. Saya mengajar di SMA Negeri 2 Karimun ini
sejak bulan September tahun 2001. Saya merasa nyaman dan senang mengajar di sini, oleh karenanya
dalam mengajarpun saya merasa enjoy hingga pada akhirnya saat berpindah-pindah
temapt mengajar.
Untuk menciptakan situasi belajar
yang kondusif kita harus merumuskan beberapa trik dan taktik serta strategi
dalam pembelajaran. Situasi belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang
di capai oleh peserta didik. Oleh karenanya dalam mengajar saya harus
memperhatikan betul-betul komponen yang ada dalam pembelajaran. Diantaranya pendekatan
digunakan dalam metode pembelajaran, media pembelajaran dan manajemen pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya terkait dengan hal-hal tersebut berikut saya akan mencoba
mengulas hal-hal yang telah saya lakukan berkenaan dengan hal itu, yaitu :
1. Pendekatan belajar mengajar
Pendekatan belajar mengajar adalah
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
didalamnya mewadai, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran,
dengan cakupan teoritus tertentu. Ada banyak jenis pendekatan dalam
pembelajaran, serta ada beberapa yang sudah pernah saya lakukan dalam melakukan
pendekatan pada anak didik saya, diantaranya :
a. Pendekatan individu
Pendekatan individu perlu jita lakukan, karena melihat karakteristik
peserta didik yang beranekaragam dan berbeda satu sama lain. Pendekatan
individu dirasa sangat penting dilakukan oleh seorang pendidik dalam mendalami
karakter anak didiknya. Pendekatan ini sering saya lakukan untuk lebih memahami
sifat dan watak anak didik, lebih-lebih jika anak didik sering mengalami
masalah ataupun mengalami kesulitan belajar. Langkah yang saya lakukan adalah
mendekati peserta didik dan mencoba memposisikan diri saya sebagai temannya
sehingga pembicaraan akan terasa lebih akrab, di saat itu saya mencoba mengorek
semua hal yang berkaitan dengan peserta didik. Selain pendekatan pada peserta
didik, ada kalanya saya melakukan pendekatan individu pada orang tua peserta
didik, yang mana hal ini sangat efektif untuk membantu peserta didik dalam
meningkatkan hasil belajarnya, sebab hubungan yang baik antara guru dengan
orang tua juga sangat penting dalam memberikan perhatian pada peserta didik.
b. Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok saya lakukan dalam menangani peserta didik dalam
kelompok-kelompok belajar. Dan pendekatan ini saya lakukan secara lebih terbuka
karena semua peserta didik saya ikutsertakan semua. Dalam hal ini saya mencoba
mengajak peserta didik berpikir secara dewasa, misalnya saya berikan sedikit
permasalahan kemudian saya mengajak mereka untuk memecahkan permasalahan itu
secara bersama-sama.
c. Pendekatan bervariasi
Pendekatan bervariasi merupakan berpaduan dari beberapa pendekatan yang saya
gabungkan dan dilakukan secara bersamaan. Dan ini dapat menghasilkan respon
anak didik yang berbeda-beda, serta dapat menarik perhatian meraka terhadap apa
yang saya sampaikan. Pendekatan ini berbentuk Tanya jawab, ceramah dan diskusi
baik secara individu maupun secara kelompok
d. Pendekatan Edukatif
Pendekatan
edukatif merupakan pendekatan pendidikan yang dapat memberikan efek pendidikan
pada naak didik. Pendekatan ini di golongkan menjadi beberapa macam diantaranya
:
·
Pendekatan pengalaman
Pendekatan
pengalaman sering saya lakukan dikala memberikan teladan pada peserta didik
melalui cerita pengalaman saya anggap mendidik. Dan biasanya peserta didik
sangat tertarik ketika saya mulai bercerita, karena rata-rata diantara meraka sangat
senang mendengarkan cerita. Pendekatan ini sangat efektif menarik perhatian peserta
didik.
·
Pendekatan pembiasaan
Pendekatan pembiasaan
setiap harinya harus lakukan, karena untuk bisa membiasakan peserta didik agar
dapat membiasakan diri dengan hal-hal yang baru dan positif itu cukup sulit.
Kita butuh mengingatkan tidak hanya satu kali saja melainkan berkali-kali untuk
terus mengingatkan mereka. Contohnya kewajiban sholat, tidak boleh berbohong,
menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, belajar, jangan mencontek,
jangan melakukan hal-hal yang tidak terpuji, dan lain sebagainya. Meskipun
sepele namun hal-hal semacam itu tidak bosan-bosannya saya sampaikan tiap kali
bertemu dengan mereka. Bahkan terkadang mereka sampai hafal dan bosan pada
ucapan yang saya lontarkan, karena selalu seringnya saya mengatakan kalimat
yang sama. Untuk itupun kita memerlukan ketelatenan dan kesabaran yang besar.
·
Pendekatan emosional
Pendekatan
emosional merupakan pendekatan secara perasaan yang saya lakukan pada peserta
didik. Disaat peserta didik merasa jenuh dan masih dalam masalah, pendekatan
ini cocok saya lakukan. Sering kali saya memainkan emosi mereka, namun dalam koridor
yang mendidik. Misalnya ketika bertemu dengan mereka, saya menceritakan masalah
yang menimpa saya ataupun temannya, yang sebenarnya masalah itu mudah
diselesaikan, tapi saya mencoba memainkan perasaan meraka untuk mendapatkan
respon dari mereka untuk selanjutnya disampaikan pelajaran yang di dapat dari
masalah itu.
·
Pendekatan Rasional
Pendekatan
rasional yaitu pendekatan yang menguji pola pikir anak didik. Mereka cenderung
akan mencari tahu kebenarannya dari apa yang telah mereka dengar. Biasanya mereka
sering menanyakan hal-hal yang mereka dapat dari lingkungan sekolah, keluarga
maupun masyarakat, yang belum sepenuhnya mereka pahami atau mereka ragukan,
yang kemudian mereka tanyakan kepada saya dan juga sebaliknya hal-hal yang
mereka dengar dari saya tak jarang merek tanyakan kepada orang tua mereka.
·
Pendekatan fungsional
Merupakan
pendekatan yang diharapkan apa yang telah disampaikan dapat membawa manfaat dan
dilakukan anak didik dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu-ilmu yang telah saya
sampaikan secermat mungkin saya wanti-wanti agar anak didik mengamalkannya. Dan
lagi-lagi kita perlu bersabar hati untuk terus mengingatkan mereka.
e. Pendekatan Keagamaan
Aspek-aspek keagamaan melalui pendekatan keagamaan merupakan fondasi
utama dalam membentuk akhlak peserta didik. Dalam pendekatan ini saya sering
kali memperdengarkan riwayat Nabi maupun sahabat-sahabat Nabi yang harus
dijadikan teladan untuk mereka dalam berpijak dalam hari-harinya. Selain itu
cerita-cerita anak sholeh juga sering saya bawakan untuk mereka dalam langkah
melakukan pendekatan keagamaaan.
f. Pendekatan Kebermaknaan
Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan makna pada anak didik.
Misalnya pendekatan yang pernah saya lakukan adalah ketika mereka melakukan
kesalahan saya mencoba memberikan sanksi kepada mereka namun jangan sampai
menyentuh bagian psikis mereka karena itu akan berakibat vatal, sanksi hanya
bertujuan untuk memberikan efek jera agar si peserta didik tidak melakukan hal
yang salah lagi. Sedangkan ketika mereka melakkan kebaikan ataupun mendapat
prestasi tak jarang mereka saya beri penghargaan berupa hadiah, walaupun hadiah
tersebut sangat sederhana tapi mereka sangat menyukainya.
1. Metode pembelajaran
Metode
pembelajaran yang sering saya gunakan metode ceramah,inquiri, discovery
learning, think pair share dan sebagainya, namun saya berusaha sebisa mungkin
agar metode yang saya gunakan tidak membosankan. Jadi sering disela-sela menerangkan
saya selingi dengan humor atau cerita terkini untuk mencairkan suasana agar
tidak tegang. Kemudian metode permainan juga sangat sering saya gunakan karena peserta
didik sering merasa jenuh dan pusing karena seharian dijejali dengan aktivitas
belajar, dan untuk menghilangkan kejenuhan tersebut saya gunakan metode
permainan untuk kembali merefresh pikiran mereka.
2. Media
pembelajaran
Media pembelajaran
juga sangat penting dalam menunjang hasil belajar peserta didik di dalam proses
pembelejaran yang akan berlangsung. Media-media yang pernah saya lakukan cukup
bermacam-macam, mulai dari media cetak, media dan visual. saya juga sering
mempertontonkan film-film sejarah dan gambar-gambar yang berhubungan dengan
materi.
3. Manajemen
pembelajaran
Manajemen
pembelajaran tidak kalah penting untuk turut membantu kelancaran proses belajar
mengajar. Dalam memanajemen proses pembelajaran saya terapkan beberapa
kebijakan yang harus di taati oleh peserta didik dan saya. Yang mana kebijakan
tersebut saya buat bersama-sama meraka dan dilakukan, sementara yang melanggar
tentunya akan mendapatkan sanksi sesuai kesepakatan bersama. Contohnya peraturan
tidak diperbolehkannya bermain handphone ketika pembelajaran berlangsung, tidak
boleh ribut dan menganggu teman yang sedang belajar, kemudian saya juga memberi
kebijakan untuk tiap harinya mereka menyisihkan uang sakunya untuk ditabung
dengan program menabung sehari seribu dan merekapun cukup antusias dalam hal
ini.
Selain apa yang telah saya paparkan
diatas, yang tidak kalah pentingnya hal yang dapat menunjang keberhasilan peserta
didik dalam belajar adalah hubungan baik diantara mereka dan saya. Karena
keakraban akan sangat berguna dalam proses pembelajaran, tentunya keakraban
tersebut harus berbatas dalam artian harus memilki batasan kewajaran antara seorang pengajar dengan yang diajar. Hubungan
baik yang telah terjalin diantara saya dengan peserta didik cukup harmonis seperti
kakak adik, mereka sering main kerumah saya, mereka sering curhat sama saya,
dan kamipun sering menghabiskan waktu bersama, seperti buat rujak, buat es buah
dan sebagainya. Dan kebersamaan seperti itu menurut saya sangat berharga dan
jarang kita dapatkan.
BIODATA DIRI:
NAMA : SUPRIHATIN, S. Pd, M. Ed
TTL : Sungai Pasir
Meral Karimun/ 12 Juni 1977
NIP : 19770612
200502 2006
GOLONGAN: III.C
PANGKAT : Guru Muda
ALAMAT : Jln. Tengku Ahmad
Atan Kp. Sidodadi Samping SDN.009 Meral Kota Kab. Karimun Propinsi Kepulauan
Riau (Kepri)
INSTANSI : SMA NEGERI 2 KARIMUN
PENGALAM AN
MENGAJAR:
1. SMA Negeri 2 Karimun (2001 – 2005)) : Antropologi Sosiologi
2. SMP Negeri 1 Buru (2005 - 2008) : IPS Terpadu
3. SMA Negeri 3 Karimun (2008 – 2011) : Sosiologi, PKn, Sejarah
4. SMK Negeri 1 Karimun (2014) : IPS Terpadu
(Antropologi)
1. SMA Negeri 2 Karimun (2014 – Sekarang):
Sejarah
udah dikunjungi dan dibaca...heheh
BalasHapus