Universiti
Technology Malaysia(UTM), Desember 2011
Kajian Analisis
Dokumen Dalam
Penelitian Kualitatif
Oleh:
SUPRIHATIN
ABSTRAK
Kaedah penyelidikan dalam kajian
kualitaitif jenis-jenis pendekatan kualitatif terdiri daripada etnografi (ethnography),
kajian kes (case studies), kajian dokumen/teks (document studies),
observasi alami (natural observation), wawancara terpusat (focused interviews),
fenomenologi (phenomenology), grounded theory, kajian sejarah (historical
research). Namun dalam kajian ini lebih dipusatkan kepada
dokumen analisis dalam kaedah kualitatif. Dokumen adalah suatu bentuk yang
tertulis dan tidak tertulis seperti gambar, surat-surat, atau peraturan
–peraturan yang kemudian dianalisis sedemikian rupa menjadi sebuah karya tulis.
Dalam menganalisis sangat bervariasi mulai dari jurnal, surat kabar, buku,
makalah seminar dan tesis. Dalam penulisan ini hanya memaparkan analisis jurnal
tentang “European Journal of Social Sciences” yang diterbitkan tahun 2009.
LATAR BELAKANG
Penelitian kualitatif
merupakan sebuah kaedah dalam kajian yang digunakan untuk mendedahkan
permasalahan dalam kehidupan dan organisasi masyarakat oleh sebab itu dapat
kita kenal dalam kajian terbahagi dua bentuk yaitu bentuk kualitatif dan kuantitatif, yang
mana bentuk kuantitaif berkaitan dengan
angka-angka dan statistik sedangkan penelitian kualitatif bersifat mendiskripsikan hasil dari kajian atau istilah lain bersifat naratif. Menurut Sugiono,
(
2007 : 238 ) “ Masalah dalam kajian kualitatif bersifat sementara, tentative
dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan”. Untuk
itu di dalam penelitian kualitatif harus mempunyai bukti pembualan responden atau
bukti-bukti yang menguatkan hasil penelitian karena dalam penulisan kualitatif
banyak mengalami halangan yang tidak
sesuai apa yang penyelidik kehendaki. Seperti yang di katakan oleh Barton dan
Lazarsfeld dalam Azizi Yahaya (2007:104)
pendekatan kualitatif adalah seperti jaring yang dibentangkan ke laut oleh
nelayan laut dalam. Tingkat kesulitan dalam pendekatan kualitatif sedikit
tinggi karena fakta itu suka berubah-rubah, jadi untuk mendalaminya kita harus
mengambil beberapa sumber sebagai perbandingan dengan sumber yang awal.
Untuk kejelasannya pendekatan kualitatif dalam penyelidikan
selalu digunakan oleh penelitian IPS (ilmu pengetahuan social) misalnya
sejarah, sosiologi, antropologi dan sebagainya. Didalam kajian IPS penelitian
kualitatif mencari sumber berdasarkan kehidupan yang nyata sesuai dengan apa
yang kita dapat dari kajian tersebut, yang selalu menjadi persoalan mengapa terjadi, bagaimana boleh
terjadi dan apa yang membuat itu boleh terjadi? Dan jawaban berupa hasil soalan tersebut yang
kemudian dikembangkan oleh si penyelidik. Seperti pendapat Finlay,2006, dalam
artikel Anis Chairiri bahwa penelitian kualitatif adalah berasaskan kepada
konsep “going exploring” yang melibatkan in-depth and case oriented study atas sejumlah kes atau kes perseorangan.
Penelitian kualitatif memiliki kaedah pendekatan yang
dijadikan panduan untuk melakukan kajian yaitu
kaedah wawancara, observasi partisipasi, kajian dokumentasi etnografi
dan sebagainya. Menurut Mudjia Rahardjo:2010 mengatakan bahawa jenis-jenis
pendekatan kualitatif terdiri daripada etnografi (ethnography), kajian
kes (case studies), kajian dokumen/teks (document studies),
observasi alami (natural observation), wawancara terpusat (focused
interviews), fenomenologi (phenomenology), grounded theory, kajian
sejarah (historical research). Maksudnya dengan menggunakan
jenis ini penyelidik langsung mendapatkan data yang
dikehendaki dari responden.
Kaedah ethnografi, yang mana penyelidik meneliti tentang
perilaku masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang tinggi karena dalam jenis
ini penyelidik menggunakan masa yang cukup lama untuk melakukan penyelidikan dilapangan
baik dengan cara wawancara maupun observasi lapangan. Berbeza dengan jenis kajian
kes iaitu kajian yang mendalam tentang individu atau kelompok dalam suatu aktiviti
tertentu, namun dengan jenis ini diharapkan penyelidik mencari teori tentang
peristiwa yang ia teliti. Kajian wawancara, penyelidik langsung menemubual nara
sumber-sumber yang menjadi pelaku dalam kajian tersebut atau selalu dikatakan data primer yang mana orang yang
benar-benar mengalami sendiri peristiwa tersebut boleh juga menggunakan data sekunder (orang yang melihat dan
menjadi saksi peristiwa itu berlaku). Sedangkan observasi partisipasi, penyelidik
ikut di dalam bahan kajian tersebut dan ia mengetahui secara langsung bagaimana
peristiwa atau masalah itu berlaku karena penyelidik itu sendiri
yang mengalaminya, pengalaman itu
dicatat dan dibuat seperti laporan kemudian dikembangkan berdasarkan apa yang
ia perolehi. Dan studi dokumentasi,
banyak para penyelidik melupakan betapa besar pengaruh dokumentasi didalam kajian, dokumentasi itu boleh berupa
foto-foto, surat, surat kabar, buku-buku, naskah, artikel,catatan harian dan
arsip-arsip yang lain dianggap penting bagi penyelidik. Dan observasi alami
merupakan jenis pengamatan yang dilakukan secara alami maksudnya peneliti
betul-betul melihat dan mencatat sesuai yang ia lihat tanpa ditambah-tambah
dengan tujuan dapat mengamati dan memahami perilaku objek yang dikaji, penyelidik
menggunakan kamera tersembunyi dan instrument soalan.
Dengan
adanya jenis-jenis kajian diatas dapatlah mempermudah penyelidik melakukan
penelitian kualitatifnya. Disini kita ketahui bahawa dengan cara kualitatif penyelidik
banyak menggunakan argumentasi dan wacana dalam penulisan sehingga pembaca
betul-betul merasai, yang berada di dalam naratif tersebut. Dalam penelitian
kualitatif, banyak digunakan penyelidik yaitu kaedah wawancara, observasi
partisifasi, dan dokumen analisis. Dalam assignment ini lebih difokuskan kepada
dokumen analisis dalam peneltian kualitatif.
MACAM-MACAM JENIS DOKUMEN
Berdasarkan pengertian diatas boleh
kita melihat bahan-bahan dokumenter, para ahli membahagikan dokumen didalam
beberapa jenis iaitu : 1) Menurut
Bungin (2008; 123); dokumen-dokumen pribadi dan dokumen-dokumen rasmi. Dokumen pribadi adalah catatan seseorang
secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Berupa buku
harian, surat pribadi, & autobiografi. Dokumen
Rasmi terbagi dua: pertama intern; memo, pengumuman,
instruksi, aturan lembaga untuk kalangan perseorangan, laporan rapat, keputusan
pimpinan, konvensi; kedua ekstern; majalah, buletin, berita yang
disiarkan ke surat kabar, pemberitahuan. 2) Menurut
Sugiyono (2005; 82), berbentuk tulisan,
gambar dan karya. Dapat dilihat melalui bentuk tulisan, seperti; catatan
harian, life histories, ceritera, biografi, peraturan, polisi, dan lain-lain. Bentuk gambar, seperti; gambar hidup,
sketsa, dan lainnya. Bentuk karya, seperti; karya seni berupa gambar, patung,
filem, dan lain-lain. 3) Menurut E. Kosim (1988; 33) jika diandaikan dokumen
itu merupakan sumber rekord tertulis, maka terbagi dalam dua kategori yaitu sumber
rasmi dan tak rasmi. Sumber rasmi
merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh agensi/perorangan atas nama
lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber rasmi formal dan informal. Sumber
tidak rasmi, merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak
atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber tak rasmi formal dan informal.
KEBERADAAN KAJIAN DOKUMEN DALAM
PENELITIAN KUALITATIF
Analisis dokumen merupakan salah satu dari kaedah
kualitatif, namun para menyelidik lebih
suka menggunakan kaedah kuantitatif. Dalam penggolahan data lebih mudah dan
simple karena berhubungan dengan angka-angka dan kepastian dalam penulisan,
sedangkan dalam penulisan kualitatif lebih kepada argumentasi, naratif dan
imajinatif penulis berdasarkan apa yang diteliti. Didalam penulisan kita
mengambil pengertian dokumen, apakah dokumen itu? Dokumen merupakan bahan-bahan
tertulis yang telah lama diarsipkan dan kemudian dijadikan sumber penelitian
bagi penyelidik, Kata dokumen berasal dari bahasa
latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata
dokumen ini menurut Louis Gottschalk (1986; 38) membagi dua pengertian dokumen
iatu yang pertama sumber tertulis
sebagai informasi sejarah atau kebalikan dari informasi lisan seperti artefak,
prasasti dan peninggalan-peninggalan arkeologis. Yang kedua diperuntukan
surat-surat resmi atau surat-surat Negara seperti surat perjanjian, hibah dan
sebagainya.
Dalam kajian
kualitatif dokumen diperlukan sebagai sumber, sejak bila dokumen itu pertama
kali muncul, apa keperluannya dalam aktiviti dan bagaimana dokumen itu dibuat,
semua itu diperlukan kaedah penelitian kualitatif bukan kuantitatif. Untuk itu
para ahli mencari jawaban atas peninggalan-peninggalan dokumen agar dapat
dianalisis ke asliannya. Didalam kajian kualitatif banyak menggunakan manusia
atau human resources sebagai bahan penyelidikan, sedangkan yang menggunakan
bahan bukan manusia disebut human non resources, itulah yang kita namakan
dokumen. Menurut Sugiyono (2005; 83) kajian dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan kaedah observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Bahkan pengiktirafan hasil penelitian kualitatif ini akan semakin
tinggi jika melibatkan / menggunakan kajian dokumen ini dalam kaedah penelitian
kualitatifnya hal serupa diungkapkan oleh Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “in most
tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly
to refer to any first person narrative produce by an individual which describes
his or her own actions, experience, and beliefs”.
Penyelidik mengumpulkan data melalui
observasi ditempat kejadian diambil dokumennya seperti gambar ataupun
surat-surat yang dianggap perlu bagi penyelidik. Kajian dokumen merupakan
sarana pembantu penyelidik dalam mengumpulkan data atau informasi. dengan cara
membaca surat-surat, ikhtisar, buku
harian dan yang dianggap berhubungan dengan kajian. Dalam kajian dokumen tidak
banyak melibat kepada manusia karena tidak mengganggu suasana penyelidikan. Menurut
Gumilar
(2005: 60) dalam jurnalnya adalah data yang ada dalam
penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, immaterial, kadangkala kabur
dan seorang penyelidik kualitatif tidak akan pernah mampu mengungkapkan
semuanya secara sempurna. Disini dapat dilihat
kelemahan dari kaedah kualitatif dengan sumber diperoleh belum cukup dikatakan
sesuai dengan kaedahnya, namun kelebihannya kaedah kualitatif memiliki
“menemukan (discocery), makna (meaning) dan pemahaman (understanding)” http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-kualitatif
KAJIAN ANALISIS DOKUMEN
Dalam kajian analisis dokumen penyelidik, penggunakan
dokumen selalu dikait hubungkan dengan analisis isi. Cara menganalisis isi
dokumen dengan memeriksa dokumen secara teratur dan rapi bentuk-bentuk
perkataan yang dimasukan ke dalam data secara obyektif. Kajian isi atau content
analysis document ini didefinisikan oleh Berelson yang dikutip Guba dan
Lincoln, sebagai teknik penyelididkan untuk keperluan mendeskripsikan secara
objektif, sistematis dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi. Sedangkan
Weber menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari
sebuah buku atau dokumen. Definisi lain dikemukakan Holsti, bahwa kajian isi
adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha
menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif, dan sistematis
(Moleong, 2007; 220). Dalam mengumpulkan bahan dokumen dengan cara harus
sistematis dan generalisasi.
Dalam makalah berjudul Qualitative Content Analysis
karya Philipp Mayring (yang dikutip Moleong, 2007; 222) dijabarkan ide dasar
analisis konten dalam bidang komunikasi yang didasarkan atas empat hal iaitu 1) Menyesuaikan
materi ke dalam model komunikasi. 2) Aturan
analisis; materi yang dianalisis secara bertahap mengikuti aturan prosedur,
yaitu membagi materi ke dalam satuan-satuan. 3) Kategori adalah
pusat dari analisis. Aspek-aspek interpretasi teks mengikuti pertanyaan
penelitian, dimasukan ke dalam kategori. Kategori ini ditemukan dan perbaharui di
dalam proses analisis dan 4) Kriteria kredibilitas dan validitas.
Dalam kaedah sejarah, pembahasan
mengenai analisis dokumen bagian yang penting yang akan dipertaruhkan
kebenarannya dari hasil penelitian sejarah. Oleh karenanya pembahasan kajian
isi ini memiliki segmen khusus dalam pembahasan dan penggunaannya. Adapun yang
terpenting dari kajian isi ini berkaitan dengan kritik intern (kredibilitas)
dan kritik ekstern (otentisitas) sumber data. G.J. Renier (1997; 115) mencoba
memberikan gambaran mengenai perbezaan kritik intern dan ekstern ini dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang biasa dipakai oleh kedua bentuk kritik
tersebut. Dalam kritik ekstern pertanyaan yag dimunculkan berupa; Apakah jejak
yang saya yakini ini ada?, Apakah yang diceritakannya kepada saya, dan apa yang
dituntutnya itu ada?, Dalam bentuk bagaimana dia menulisnya?, lalu
setelah pertanyaan tersebut coba dikaji dan dianalisis, maka pertanyaan
selanjutnya adalah; Dapatkah saya mempercayai pesan yang ada di dalam jejak ini
untuk saya pergunakan? Apakah benar-benar kesudahan dari serangkaian peristiwa-peristiwa
yang dalam pengamatan pertama, kemunculannya ada? Atau Adakah disekitarnya
suatu serangkaian yang kurang jelas?, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka
diterapkan kritik intern.
Menurut Kuntowijoyo (1995; 99)
sederhananya kritik ekstern (masalah otentisitas) itu mencoba mengkaji suatu
dokumen untuk membuktikan keaslian sumbernya, yaitu dengan meneliti bagaimana
kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya,
kata-katanya, hurufnya, dan semua penampilan luarnya, untuk mengetahui
otentisitasnya. Jika masalah otentisitas telah diverifikasi, selanjutnya
peneliti melakukan uji kredibilitas (kritik intern), apakah dokumen tersebut
dapat dipercaya?. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan komparasi mengenai
informasi yang tertuang di dalam dokumen tersebut dengan data lain yang
memiliki kesamaan waktu dan tempat peristiwa.
CONTOH ANALISIS
DOKUMEN
Untuk lebih jelasnya, kita ambil satu contoh jurnal dan
kemudian di analisis berdasarkan pemikiran. Jurnal itu berjudul : European
Journal of Social Sciences – Volume 8, Number 2 (2009) 266
Uncovering Malaysian Students’
Motivation to Learning Science Othman Talib Universiti Putra Malaysia
(UPM) E-mail: ot@educ.upm.edu.my. Setelah dibaca dan dipahami isi jurnal,
penyelidik dapat membuat analisis dokumennya seperti yang tertera dibawah ini:
Tajuk
|
Mendedahkan Motivasi Pelajar Malaysia Pada Pembelajaran
Sains
|
Objektif Kajian
|
· Mengenalpasti aspek-aspek yang mendasari
motivasi pelajar untuk belajar sains.
· Menggariskan profil dari petunjuk prestasi
utama ke arah pembelajaran sains yang berjaya
|
Persoalan Kajian
|
· Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi pelajar sains yang baik dalam mata pelajaran sains?
· Bagaimanakah faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi pelajar dalam mata pelajaran sains?
|
Rasional Kajian
|
· Amalan sistem terbuka dalam sistem
pendidikan Malaysia di peringkat menengah atas menyebabkan banyak kemasukan
pelajar yang mengambil mata pelajaran berasaskan seni, padahal pelajar
tersebut layak untuk masuk ke dalam mata pelajaran sains.
· Di sisi lain, ada pelajar-pelajar yang
bercita-cita tinggi untuk meneruskan pada mata pelajaran sains, namun mereka
tidak memenuhi syarat-syarat untuk itu.
· Kajian terdahulu oleh Weiner (1979, 1994);
Hicks dan Nabilah (1998) telah menunjukkan bahawa pemahaman bagaimana pelajar
menyifatkan kegagalan dan ketidakupayaan untuk prestasi yang baik dalam mata
pelajaran sains akan dapat membantu untuk guru-guru apabila dicoba untuk
memberi motivasi kepada pelajar-pelajar mereka. Dalam kajian itu, pelajar
menjadi hilang minat dalam mata pelajaran apabila mereka berpikiran lemah
tentang prestasi sains dalaman dan akan menemukan sebenarnya punca kesukaran
di tempat lain.
|
Rekabentuk Kajian
|
· Kajian ini merupakan kajian kes yang
menggunakan kaedah kualitatif dengan pendekatan temubual secara mendalam
kepada tiga kumpulan, iaitu pelajar, guru-guru dan pensyarah-pensyarah yang
sudah berpengalaman dalam mengajar selama lebih daripada 10 tahun. Reka
bentuk kajian kes ini dipilih untuk membolehkan penyelidik memahami secara
mendalam tentang penyiasatan pelbagai faktor-faktor dalam dan luaran yang
menyumbang ke arah prestasi yang lebih baik dalam pembelajaran sains dan
untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pelajar Malaysia
dalam bidang sains melalui pengenalan dan pembangunan profil pelajar sains
yang baik tanpa mengira cara pengajaran sains dibawa keluar.
|
Sorotan Kajian
|
· Pembelajaran Sains
· Menurut Huffaker dan Calvert (2003),
pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang melibatkan keaktifan pelajar
di mana pelajar mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman sendiri.
· Motivasi adalah sokongan yang datang
daripada dalam atau luar diri yang memberi semangat dalam melakukan sesuatu,
di mana menurut Huffaker dan Calvert (2000),
|
Persampelan, Sumber Data dan Kaedah
|
· Kumpulan pertama iaitu sebanyak 25 pelajar
yang mengambil kursus-kursus sains daripada dua institusi pengajian tinggi.
Mereka berumur antara 18-19 tahun yang mendapatkan gred A1 dan A2 dalam mata
pelajaran Kimia, Fizik, dan Biologi, serta pada mata pelajaran lain.
· Kumpulan kedua adalah guru-guru sains di
Sekolah Kebangsaan Malaysia yang mempunyai lebih daripada 10 tahun pengalaman
mengajar.
· Kumpulan ketiga adalah pensyarah-pensyarah
yang terkenal dalam bidang pendidikan sains yang berpengalaman lebih daripada
10 tahun dalam mengajar.
|
Isu-isu Etika
|
· Bahasa
Penyelidik menyediakan
maklumat lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti.
· Perasaan Responden
Penyelidik menyediakan
soalan-soalan yang sifatnya tidak memalukan responden dan memberikan masa
yang cukup kepada responden untuk menjawab soalan-soalan tersebut.
· Etika dalam Semua Peringkat Kajian
Penyelidik tepat memilih
permasalahan kajian sesuai dengan kaedah penyelidikan, pengumpulan data,
pengambilan sampel dan dalam melaporkan kajian.
· Tahap Pendidikan Responden
Penyelidik tepat mengambil
kira jenis soalan-soalan yang diberikan kepada responden sesuai tahap
pendidikannya.
· Menjaga Kerahsiaan Responden
Penyelidik tidak menyebut nama
saat melakukan temubual dengan responden, sehingga dapat dikatakan bahawa
penyelidik dapat menjaga kerahsiaan daripada respondennya.
|
Dengan adanya contoh diatas, penyelidik harus membaca,
mengerti, dan menuangkan kembali dalam bentuk pemikirannya dengan begitu akan
mencipatkan suatu inovasi dan teori yang baru berdasarkan analisis dokumen.
Sebenarnya banyak yang ingin disampaikan dalam penyelidikan kualitatif sebab
dalam penulisan ini penyelidik harus banyak mencari sumber bacaan dan pemikiran
para ahli yang mendukung dalam penulisan.
KESIMPULAN
Dengan adanya pendekatan kualitatif
sebagai kaedah penelitian, penyelidik dapat melakukan penyelididkan sesuai
dengan bidangnya. Sebenarnya ada perpaduan kaedah penelitian yang kita lebih
dikenal dengan mix penyelidikan yang terdiri kajian kualitatif dan kuantitatif.
Dapatlah kita bezakan jenis-jenis pendekatan kualitatif terdiri daripada etnografi,
kajian kes, kajian dokumen/teks, observasi alami wawancara terpusat),
fenomenologi, dan kajian sejarah. Dalam kajian kualitatif penyelidik memperoleh data
berdasarkan data primer dan data sekunder. Data ini dapat membantu penyelidik
membuat kajian secara mendalam. Dalam kajian analisis dokumen memiliki dua cara
untuk mendapat hasil yang baik iaitu secara instrinsik dan ekstrinsik. intrinsik
yang dianalisis isi dari temuan yang didapati oleh penyelidik sedangkan
ekstrinsik adalah kajian yang dilakukan dari luaran sahaja misalnya kertasnya,
tintanya, waktu penulisannya dan sebagainya.
Analisis dokumen dalam contoh sebuah
jurnal terdiri dari tajuk, objek, rasional, persoalan kajian, rekabentuk,
sorotan dan issu dalam kajian. Dengan adanya dapat dilihat bagaiamana
penggunaan bahasa dan apa yang harus dilakukan setelah menganalisis dokumen
tersebut. Dalam sebuah Negara dokumen itu seperti surat-surat penting, berita
acara dan sebagainya. Untuk memastikan keasliannya maka perlu dianalisis sesuai
dengan perkembangan saat itu, dengan begitu penyelidik mendapati kebenarannya.
RUJUKAN
Anis
Chairiri, 2009. Artikel landasan fisafat
dan metode penelitian kualitatif.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Azizi yahaya,
dkk. (2007). Menguasai penyelidikan
dalam pendidikan. Malaysia: PTS
Professional sdn.Bhd.
Bungin, M.
Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
DanuWira Pangestu danu_wira@yahoo.com ATAU www.bangdanu.wordpress.com Komunitas Learning IlmuKomputer.Com 1 Copyright ©
2003-2008 IlmuKomputer.Com
Kosim, E. 1988. Metode Sejarah; Asas
dan Proses. Bandung:
Jurusan Sejarah UNPAD (untuk kalangan sendiri
Gottschalk,
Louis. 1986. Understanding
History; A Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho Notosusanto).
Jakarta: UI Press.
Gumilar Rusliwa Somantri.
Memahami Metode Kualitatif. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia jurnal Makara, Sosial
Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005: 57-65 5757
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. (2010). Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: ALFABETA
Moleong,
Lexy J. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Renier, G.J.
1997. History its Purpose and Method (terjemahan Muin Umar). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar